Monday, November 19, 2012

Cara Menghitung Ketebalan Dak Lantai Beton


Dak lantai beton merupakan salah satu alternatif lantai tingkat atas untuk rumah bertingkat, selain pelat lantai kayu dan keramik komposit beton (keraton). Lantai bertingkat diperlukan untuk menambah ruang bangunan bagi lahan terbatas. Hal ini terutama di daerah perkotaan dimana harga tanah sangat tinggi. Membuat rumah bertingkat akan lebih hemat daripada menambah luasan lahan. Itupun kalau lahannya ada, kalau tidak tentunya menambah lantai satu-satunya pilihan. Semakin luas lantai semakin tebal kebutuhan dak-nya begitu pula balok sebagai penahan beban. Bagaimana cara menghitungnya, simak sampai selesai artikel ini.
Pelat lantai beton dibuat dengan menggunakan material utama besi dan beton yang terdiri dari campuran semen, pasir, koral/split dan air dengan komposisi sesuai kebutuhan tingkat kekuatan (mutu). Cara pengerjaannya adalah dengan membuat rangka besi terlebih dahulu yang kemudian dipasang diatas cetakan plat beton. Cetakan beton biasanya terdiri dari papan yang dilapis triplek agar lebih rapi kemudian disangga scafolding atau perancah lainnya seperti bambu, galam ataupun kayu. Setelah rangka besi plat terpasang dan diikat menyatu dengan menggunakan kawat beton baru dilakukan pengecoran secara kontinyu hingga cor betonnya merata. 
Tidak semua bangunan membutuhkan pelat lantai yang sama tebalnya. Semakin luas bentang maka semakin tebal yang dibutuhkan dan semakin tebal balok yang mesti dipersiapkan. Hitungan sederhana untuk menentukan kebutuhan tebal pelat lantai beton adalah dengan menggunakan rumus berikut : 1/40 x L. L adalah lebar bentang, misalnya bangunan 4 x 4 m, maka 1/40 x 4 = 0,1 atau 10 cm. Rumus balok 1/12 x L. Jadi balok yang mesti dipersiapkan untuk menahan beban adalah 1/12 x L = 0,33 atau 33 cm. Terkadang, tukang konvensional akan membuat dak setebal 12 cm untuk luasan diatas (overspek). Meskipun kekuatannya berlebih namun konsekuensinya beban juga bertambah, efeknya akan membebani struktur keseluruhan, artinya dibutuhkan struktur yang lebih kuat. Tentunya ini akan menambah cost yang sebenarnya tidak diperlukan. Akibat fatal dari overspeck adalah nantinya saat ada gempa besar struktur tanah tidak mendukung, bangunan tetap runtuh atau rusak dengan material lebih berat dan lebih merusak. jadi intinya membangun cukup adalah lebih baik daripada overspek. Untuk lebih baiknya sebelum anda membangun sebuah rumah tingkat konsultasikan lebih dengan dengan arsitek yang ahli dibidangnya.

Monday, October 29, 2012

Macam - Macam Pondasi Bangunan



Macam macam pondasi bangunan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu pondasi dangkal dan dalam, masing-masing kelompok tersebut terdapat berbagai tipe pondasi yang dapat dipilih sebagai tempat dudukan bangunan, berikut ini jenis pondasi berdasarkan kedalamnya

Pondasi dangkal
digunakan pada bangunan yang tidak terlalu berat seperti rumah tinggal, pos ronda, toko dan sejenisnya. yang termasuk macam pondasi dangkal yaitu
  • pondasi batu kali merupakan sekumpulan batu alam yang ditata dengan bentuk dan ukuran tertentu menggunakan bahan pengikat adukan.
  • pondasi foot plat dibuat dari bahan beton bertulang.
  • pondasi cakar ayam hampir sama dengan foot plat namun terdapat penambahan perkuatan dibawahnya.
  • pondasi umpak dari beton
  • pondasi rollag terbuat dari pasangan batu bata dan bahan pengikat campuran adukan pasir semen serta air. dengan perbandingan campuran tertentu

Pondasi dalam
digunakan pada bangunan yang membutuhkan perkuatan pondasi besar seperti gedung bertingkat tinggi, jembatan bentang lebar dan bangunan sejenis lainya, yang termasuk macam-macam pondasi dalam adalah
  • pondasi tiang pancang yang terbuat dari beton precast berbentuk penampang lingkaran, segitiga atau persegi dengan panjang tiang pancang perbuah berkisar antara 10 m sampai 30 m. pembuatan pondasi tiang pancang di pabrik kemudian dikirim ke lokasi pembangunan untuk dilakukan pekerjaan pemancangan dengan cara menancapkanya ke tanah bumi.
  • pondasi bore pile hampir sama dengan tiang pancang namun pondasi bore pile dibuat ditempat dengan cara melakukan pengeboran tanah kemudian memasukan besi tulangan diakhiri dengan pengecoran beton.

Masing-masing jenis pondasi tersebut membutuhkan perhitungan kekuatan struktur pondasi sehingga dapat ditentukan dimensi yang kuat dan efisien untuk digunakan, pada pondasi dalam memerlukan pengujian tanah seperti tes sondir untuk mengetahui letak kedalaman lapisan tanah dangkal sebagai dasar meletakan pondasi. sedangkan pada`pondasi dangkal diperlukan perbaikan tanah terlebih dahulu apabila kondisi tanah yang akan dibangun rumah terlalu lunak. dengan memilih tipe yang tepat diantara macam-macam pondasi bangunan diharapkan dapat menghemat biaya pembangunan serta menghindari kerusakan bangunan akibat pondasi tidak cukup kuat menahan beban bangunan.

Tuesday, October 2, 2012

Cara Membaca Gambar Bangunan



Cara membaca gambar bangunan seperti halnya memahami tulisan-tulisan, bedanya adalah pada desain bangunan kita lihat berupa coretan grafis bentuk bangunan yang diperkecil atau diperbesar menggunakan skala tertentu, gambar disertai ukuran dan keterangan penggunaan jenis material bangunan, berikut ini hal-hal yang perlu dilihat dan dipahami dalam membaca gambar bangunan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan pembangunan sesuai dengan rencana sebelumnya.


Bentuk bangunan pada gambar
Sebuah denah rumah akan terlihat dengan bentuk sekat-sekat ruangan disertai dengan posisi pintu jendela sedangkan pada gambar detail pondasi batu kali akan terlihat sebuah penampang trapesium degan arsiran berbentuk batu kali, begitulah kurang lebih cara melihat bentuk bangunan pada gambar bangunan sehingga dapat dibayangkan seperti apakah bentuk bangunan sesungguhnya yang akan dibangun.
Ukuran bangunan
Setelah memahami bentuk bangunan yang akan dibangun maka langkah selanjutnya adalah melihat berapa ukuranya, setiap bidang perlu dibangun dengan ukuran sesuai dengan gambar agar pekerjaan lain yang berkaitan tidak mengalami kendala sehingga harus mendesain ulang pada gambar bangunan, misalnya pemasangan dinding batu bata yang tidak sesuai dengan ukuran akan berpengaruh pada perubahan desain pola lantai.

Skala gambar bangunan
Pembuatan ukuran gambar yang menggunakan skala tertentu sehingga setiap bagian detail bangunan dapat tergambar dengan ukuran proposional sesuai dengan kondisi sebenarnya. adakalanya sebuah gambar bangunan tidak menjelaskan ukuran pada bagian tertentu sehingga digunakan skala gambar untuk mengetahui panjang bidang, misalnya pada gambar denah rumah yang menggunakan skala 1 : 100 berati setiap 1 cm panjang pada gambar mewakili 100 cm pada kondisi panjang bangunan sebenarnya, sebuah ruangan yang pada gambar mempunyai panjang 2,5 cm maka dapat dihitung ukuran bangunan sebenarnya yaitu 2,5×100 = 250 cm atau 2,5 m. begitu juga dengan skala lainya seperti pondasi batu kali skala 1 : 20 maka cara menghitungnya menggunakan angka 20 cm.

Keterangan jenis material bangunan
Bahan apa yang digunakan juga dapat dilihat pada gambar, contohnya sebuah gambar pasangan dinding mempunyai keterangan “Pasangan batu bata 1pc : 4ps berarti bidang bangunan tersebut menggunakan material batu bata serta adukan spesi dengan perbandingan campuran 1 bagian semen dan 4 bagian pasir pasang.

Demikian uraian tentang cara menggambar bangunan, selamat mempelajari dan melaksanakan pembangunan rumah sesuai dengan gambar rencana

Thursday, September 27, 2012

Arti Skala Pada Gambar Bangunan


Dalam pembuatan dan membaca gambar bangunan yang penjelasanya dapat dilihat disini, akan kita temukan sebuah ukuran skala sebagai dasar untuk mengetahui ukuran obyek pada gambar maupun bangunan sesungguhnya, arti skala gambar bangunan adalah sebagai berikut

Macam-macam skala gambar
Sebelumnya kita ketahui terdapat beberapa jenis skala yang dapat digunakan dalam pembuatan desain bangunan
  • 1 : 1 pada gambar detail seperti sambungan struktur baja yang memperlihatkan posisi baut dan jarak pemasangan.
  • 1 : 2 juga digunakan pada gambar detail bangunan
  • 1 : 5
  • 1 : 10
  • 1 : 15
  • 1 : 20 dapat digunakan pada gambar detail pintu dan jendela
  • 1 : 30 pada gambar detail pondasi
  • 1 : 40 digunakan untuk gambar detail seperti desain septic tank, atau gambar yang menjelaskan bentuk dan ukuran bidang tertentu.
  • 1 : 60 pada gambar detail struktur tangga untuk memperlihatkan ukuran anak tangga dan jarak pemasangan besi jika menggunakan konstruksi struktur beton bertulang.
  • 1 : 100 untuk pembuatan gambar denah rumah, tampak rumah dan potongan, gambar denah pola lantai dan plafond.
  • 1 : 200
  • 1 : 500
  • 1 : 1000 ditemui pada gambar site plan untuk memperlihatkan sebuah komplek dengan ukuran besar seperti lay out perumahan atau denah gedung bertingkat tinggi dengan luas bangunan cukup besar.
  • dst.
Arti skala gambar diatas jika menggunakan satuan centi meter adalah setiap 1 cm yang tergambar pada gambar bangunan mewakili panjang sebelah kanan, misalnya 1 : 100 maka setiap 1 cm di gambar sama dengan 100 cm ukuran bangunan sebenarnya. sehingga untuk mengetahui ukuran bangunan yang tidak terdapat penjelasan ukuran pada gambar dapat menggunakan skala misalnya sebuah ruang tamu pada gambar mempunyai panjang 3 cm jika skala yang digunakan 1 : 100 maka ukuran ruang tamu sebenarnya adalah 3 cm x 100 cm = 300 cm atau 3 m.

Untuk membuat gambar secara manual dengan kertas gambar dan bolpoin maka perlu dihitung terlebih dahulu setiap ukuran bidang bangunan dengan cara membagi ukuran sebenarnya dengan skala kemudian menuangkanya kedalam gambar bangunan sesuai ukuran hasil perhitungan. sedangkan untuk penggambaran desain rumah dengan bantuan software komputer seperti autocad akan lebih mudah karena proses menggambar bangunan langsung berdasarkan ukuran sebenarnya atau 1 : 1 dan untuk mengatur skala setelah di cetak dapat dilakukan pada saat print out, demikian uraian tentang arti skala gambar bangunan